Jumat, 03 Oktober 2014

Pergeseran Bahasa Indonesia

Arus global tanpa kita sadari dalam era globalisasi ini berimbas pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya, twitter misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Menurut Pateda (1987) dalam interaksi sosial terjadi saling pengaruh. Orang yang lebih aktif akan mendominasi interaksi itu. Dengan kata lain, apabila sesuatu bahasa lebih banyak dipakai, maka bahasa itu akan berkembang. Sebaliknya bahasa yang tidak banyak dipakai, kosakatanya akan terdesak oleh pemakaian bahasa yang lebih dominan. Jika hal ini berlangsung terus, maka kepunahan sesuatu bahasa sudah dapat diramalkan. Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang Pergeseran Bahasa Indonesia dimana dewasa ini penggunaan bahasa Indonesia sudah sangat minim penggunaannya terutama di kalangan remaja sekarang.

A. Pergeseran Bahasa

Beberapa kondisi cenderung dihubung-hubungkan terhadap pergeseran bahasa. Kondisi yang paling mendasar barangkali adalah kedwibahasaan (bilingualism). Tetapi patut diperhatikan dengan seksama bahwa kedwibahasaan ini bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan pergeseran bahasa. Kedwibahasaan tidak dengan serta merta menyebabkan pergesaran bahasa, meskipun ini merupakan salah satu syarat terjadinya pergeseran bahasa. Kasus-kasus pergeseran bahasa hampir seluruhnya terjadi melalui alih generasi (intergenerasi). Maksudnya adalah pergeseran bahasa memerlukan waktu lebih dari satu generasi.

Chaer dan Agustina (2004:142) mengemukakan bahwa pergeseran bahasa menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Dengan kata lain, pergeseran bahasa akan terjadi bila seorang atau sekelompok orang penutur bahasa tertentu pindah ke tempat baru, yang mana bahasanya berbeda , dan bercampur dengan mereka. Pendatang atau kelompok baru ini harus menyesuaikan diri dengan ‘menanggalkan’ bahasanya sendiri, lalu menggunakan bahasa penduduk setempat dan terjadi selama beberapa generasi. Bila satu kelompok baru datang ke tempat lain dan bercampur dengan kelompok setempat, maka akan terjadilah pergeseran bahasa (language shift). Kelompok pendatang ini akan melupakan sebagian bahasanya dan ‘terpaksa’ memperoleh bahasa setempat. Alasannya karena kelompok pendatang ini harus menyesuaikan diri dengan situasi baru tempat mereka berada. Selanjutnya kelompok pendatang ini akan mempergunakan dua bahasa, yaitu bahasa nasional dan bahasa daerah setempat (Alwasilah, 1993). Sebagai contoh nyata saya selaku penulis juga mengalami sedikit pergeseran bahasa setelah berhijrah dari pulau kalimantan ke pulau jawa untuk menuntut ilmu dan alhasil pun saya harus beradaptasi dengan bahasa sehari-hari masyarakat setempat.

 B. Pemertahanan Bahasa

Secara umum pemertahanan bahasa dedefinisikan sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan pengunaan bahasa secara kolektif oleh sebuah komunitas yang telah menggunakan bahasa tersebut sebelumnya (Fasold: 1984). Lebih lanjut, Fasold juga menyatakan bahwa pemertahanan bahasa ini merupakan kebalikan atau sisi yang berlainan dari pergeseran bahasa; yaitu di mana sebuah komunitas memutuskan untuk mengganti bahasa yang telah digunakannya atau memilih bahasa lain sebagai ganti bahasa yang telah digunakannya. Dibutuhkan sebuah komitmen dalam pemertahanan sebuah bahasa. Hal ini dikarenakan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan masyarakat yang semakin maju, serta semakin banyak bahasa –bahasa asing masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut bisa kita lihat dari maraknya perusahaan yang menyertakan kemampuan bahasa asing sebagai persyaratan utama untuk menjadi pegawai ditempat tersebut. Hal sama juga terjadi didalam dunia pendidikan, bahasa asing juga menjadi mata pelajaran wajib serta sebagai syarat utama kelulusan. Namun dilain hal, bahasa nasional maupun daerah kurang mendapat perhatian. 

KESIMPULAN

Bergeser atau bertahannya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas maupun pada kelompok imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil-hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor industrialisasi dan migrasi (urbanisasi atau transmigrasi) merupakan faktor-faktor utama. Salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adalah adanya loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung suatu bahasa akan tetap mentransmisikan bahasanya dari generasi ke generasi. Selain itu, faktor konsentrasi wilayah permukiman oleh Sumarsono (dalam Chaer dan Agustina, 2004) disebutkan pula sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung kelestarian sebuah bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar